TUGAS PENGENALAN TEKNIK ELEKTRO DALAM 1000 KATA
Elektrisitas
Elektrisitas adalah besaran elektrik terukur yang berubah dalam waktu
dan atau dalam ruang, serta membawa informasi. Besaran ini bisa merupakan
besaran elektrik murni (tegangan, arus, dll), tetapi pada umumnya adalah
besaran fisik lain yang dijadikan elektrik dengan bantuan sensor.
Voltage (Tegangan Listrik)
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan “volt”.
Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran
listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan
potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra
rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik
menyebabkan objek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan
rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu
konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah. Tegangan
listrik dapat diukur menggunakan Voltmeter.
Kuat Arus Listrik (I)
Arus
listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap
satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.
Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah
dalam satuan mikroAmpere, seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang
sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus
listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit
bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Hambatan Listrik/Resistance
Resistansi
(Resistance) atau
lebih tepatnya disebut dengan Resistansi Listrik (Electrical Resistance) adalah kemampuan suatu bahan
benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus listrik. Seperti yang kita
ketahui bahwa arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam
suatu rangkaian listrik dalam tiap satuan waktu yang dikarenakan oleh adanya
pergerakan elektron-elektron pada konduktor. Maka Resistansi Listrik yang
biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan Hambatan Listrik ini juga
diartikan sebagai penghambat aliran elektron dalam konduktor tersebut.
Nilai
Resistansi atau nilai hambatan dalam suatu rangkaian listrik diukur dengan
satuan Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega “Ω”. Sedangkan prefix atau awalan
SI (Standar Internasional) yang digunakan untuk menandakan kelipatan pada
satuan resistansi tersebut adalah kilo Ohm, Mega Ohm dan Giga Ohm.
Resistor
Resistor merupakan komponen
elektronik yang
memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi
(tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai
tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang
mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm
Resistor
digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik,
dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat
dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat
yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik
utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien
suhu, derau listrik
(noise), dan induktansi.
Resistor
dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan
sirkuit cetak,
bahkan sirkuit
terpadu. Ukuran dan
letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup
dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
Identifikasi Empat Pita
Identifikasi empat pita adalah
skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita
warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan
informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali
(jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat
merupakan toleransi harga resistansi.
Pita pertama
|
Pita kedua
|
Pita ketiga
(pengali) |
Pita keempat
(toleransi) |
Pita kelima
(koefisien suhu) |
|
0
|
0
|
× 100
|
|||
1
|
1
|
×101
|
± 1% (F)
|
100 ppm
|
|
2
|
2
|
× 102
|
± 2% (G)
|
50 ppm
|
|
3
|
3
|
× 103
|
15 ppm
|
||
4
|
4
|
× 104
|
25 ppm
|
||
5
|
5
|
× 105
|
± 0.5% (D)
|
||
6
|
6
|
× 106
|
± 0.25% (C)
|
||
7
|
7
|
× 107
|
± 0.1% (B)
|
||
8
|
8
|
× 108
|
± 0.05% (A)
|
||
9
|
9
|
× 109
|
|||
× 10−1
|
± 5% (J)
|
||||
× 10−2
|
± 10% (K)
|
||||
± 20% (M)
|
Identifikasi Lima Pita
Identifikasi lima pita
digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk
memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga
resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi.
Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang
diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat
adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.
Rangkaian Seri dan Paralel
Komponen
sebuah rangkaian
listrik atau rangkaian
elektronik dapat
dihubungkan dengan berbagai cara. Dua tipe paling sederhana adalah
rangkaian seri dan parallel. Rangkaian yang disusun
secara sejajar disebut rangkaian
seri, sedangkan rangkaian yang disusun secara berderet disebut rangkaian paralel. Komponen yang
tersusun seri akan terhubung melalui satu jalur, sehingga aliran arus listrik akan mengalir ke semua komponen. Pada
rangkaian paralel, tegangan yang melewati tiap komponen adalah sama, dan total
arus adalah jumlahan arus yang melewati tiap komponen.
Anggap
sebuah rangkaian sederhana yang terdiri dari 4 lampu dan satu baterai 6 V. Jika keempat lampu
terhubung seri, maka arus yang melewati tiap lampu sama dan voltage
drop turun
1.5 V setiap lampu, yang mungkin tidak cukup untuk menyalakan semua lampu.
Jika keempat lampu terhubung paralel, arus yang melalui tiap lampu akan
digabungkan, sedangkan voltage drop turun melalui tiap lampu dan semuanya bisa
menyala.
Rangkaian
listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen
berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel.
Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik
menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih
banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu
dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen
dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana
mestinya
Gabungan
antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel (kadang
disebut sebagai rangkaian campuran
atau rangkaian kombinasi).
Rumus
Rangkaian Seri
Kuat Arus:
I = I1
= I2 = I3 = ... = Ir
Hambatan:
Rtotal
= R1 + R2 + R3 + ... + Rr
Kapasitor:
Rumus Rangkaian Paralel
Hambatan:
Kapasitor:
Ctotal
= C1 + C2 + C3 + ... + Cr
Rumus Rangkaian Seri dan Paralel saling berkebalikan untuk penghitungan jumlah hambatan pada resistor dengan satuan Ω (ohm) dengan jumlah kapasitas listrik pada kapasitor dengan satuan Farad (F)
Rumus Rangkaian Seri dan Paralel saling berkebalikan untuk penghitungan jumlah hambatan pada resistor dengan satuan Ω (ohm) dengan jumlah kapasitas listrik pada kapasitor dengan satuan Farad (F)
Comments
Post a Comment